Jumat, 21 April 2017

Rindu RB



RINDU UNTUK PULANG?
Yohanes 14:1-4
Ps. Benny Yulianto, S. Th.


Frasa ini tentu berbicara tentang kematian seorang percaya secara fisik dan rohnya kembali kepada Bapa dengan tubuh kemuliaanSurgawi. Mungkin tak banyak dari antara kita yang senang berpikir tentang kematian sebab perkataan kematian dapat membawa pengertian kita kepada keadaan yang menyedihkan atau mengerikan bahkan sebagian orang tidak mau dan takut untuk membicarakannya sebab akan selalu membawa dukacita. Secara alami orang takut akan hal yang mereka tidak diketahui. Ada orang yang tidak pernah peduli atau masa bodoh dengan kematian. Mereka beranggapan bahwa kematian itu urusan nanti. Sehingga orang-orang yang memiliki pengertian demikian,mereka tidak akan pernah menghargai hidup atau hidup seenaknya dan semaunya sendiri..Rasul Paulus berkata: 2 Kor.5:9-10. Ketika kita hidup berpikir tentang Surga atau kekekalan maka kita akan mempergunakan hidup kita dengan baik dan berkenan kepada Tuhan sehingga kita beroleh pahala dalam kekekalan.Rasul Paulus sesungguhnya adalah orang yang sudah merindukan untuk pulang ke Surga ketika masih hidup. Tetapi berhubung masih dipercayakan Tuhan untuk melayani jemaat di Filipi maka dia ditambahkan umur (Flp.1:23-24). Pengertian dalam Alkitab, kematian adalah awal dari sebuah kehidupan dengan disertai tubuh yang diperbaharui atau tubuh kemuliaan bukan tubuh yang lain (1 Kor.15:42-44).
Mengapa kita harus memiliki kerinduan untuk pulang ke Surga?
1. Rumah kita bukan di dunia tetapi di Surga (ayat 2). Kita harus menyadari bahwa tempat hidup kita bukan di dunia tetapi di Surga (Yoh. 14:2). Karena dosa menjadikan umat manusia tinggal di dunia yang penuh penderitaan dan Bapa dengan kasih-Nya melalui pengorbanan Yesus untuk pemulihan hidup umat-Nya agar kembali ke tempat di mana Bapa tinggal (2 Kor.5:1) Jadi janganlah hidup kita terfokus kepada dunia ini tetapi arahkanlah pandangan mata kita kepada yang di atas. Berkat yang dijanjikan Tuhan kepada kita bukan bertujuan supaya kita bahagia di dunia, tetapi hanya sebagai fasilitas selama kita hidup di dunia (Mat.6:21). Mengapa sebagian besar anak muda tidak pernah berpikir dan tertarik tentang Surga? Kalau mereka beribadah,sekedar senang dengan suasana di gerejasaja. Hal itu karena urusan Surga akan menuntut kesenangan duniawi mereka yang harus dikorbankan dan mulai serius dengan Tuhan. Seperti yang tertullis di kitab Matius 19:16-22, si orang muda yang akhirnya menyesal untuk mengikut Yesus karena harus menjual hartanya sebab banyak hartanya.Mereka berpikir bahwa urusan Surga itu urusan nanti kalau sudah tua dan sudah tidak butuh apa-apa dan sudah tidak bisa apa-apa.Banyak orang takut menghadapi kematian fisik sementara tidak takut menghadapi kematian roh atau kematian kekal alias hukuman neraka dan orang lebih takut kehilangan harta di dunia daripada harta di Surga.Banyak orang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya ketika akan lahir ke dunia, sementara tidak pernah berpikir mempersiapkan diri untuk kehidupan selanjutnya di Surga (Pkh.7:2).

2. Bapa lebih dulu merindukan kita (ayat 3). Bapa yang berinisiatif lebih dulu untuk mempersiapkan tempat bagi kita dan merindukan berkumpul kembali dengan umat yang dikasihi-Nya(Yoh.14:3, 2 Kor.5:5). Jika Bapa sendiri yang menyediakan tempat bagi kita dan rindu menjemput kita serta membawa kita kembali ke rumah-Nya, mengapa orang percaya sendiri tidak pernah berpikir atau merindukan-Nya? Karena kita tidak pernah memahami dengan baik tentang Surga.Di manakah Surga itu berada? Dan bagaimana suasana Surga itu? Dikatakan oleh Bapa bahwa Surga ditempat dimana Yesus berada. Dan suasana Surga keindahannya tidak dapat dilukiskan oleh manusia.Petrus sendiri pernah mencicipi suasana Surga (Mat.17:4). Kita harus merindukan Surga seperti ketika kita masih kecil dan kita besok pagi akan pergi ke sebuah tempat rekreasi yang sangat bagus dan tentu semalam kita tidak bisa tidur karena ingin cepat-cepat melihat dan bersuka ria di tempat yang indah tersebut.

3. Bapa telah menunjukkan jalan-Nya (ayat 4). Bapa kita bukanlah bapa yang tidak bertanggung jawab (Yoh.14:4). Bapa yang menyelamatkan juga Bapa yang dengan jelas menunjukkan jalan kemana kita pergi dan bagaimana caranya untuk kita bisa sampai di tempat di mana Bapa berada yaitu melalui iman kepada Yesus (Yoh.14:6).Oleh sebab itu janganlah kita tersesat tetapi turutilah apa yang menjadi perintah-Nya sehingga kita menerima hidup yang kekal (Mal.3:6). Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menabur Akan Menuai (Matius 13)

30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...