Rabu, 23 Desember 2020

Dimanakah letak kesalahan terbesar Yudas Iskariot?

Dimanakah letak kesalahan terbesar Yudas Iskariot?
Yudas sebelum bergabung dengan Yesus, kemungkinan dia adalah pejuang revolusioner. Sosok anti Roma, ultra, ekstrim dan fanatik.
Konsep berpikirnya sebenarnya ada indikasi 11, 12 dengan Petrus dan Yohanes. Mereka memperjuangkan kemerdekaan Israel dr jajahan Roma.
Pikirnya Yesus inilah figur pemimpin yang tepat, sesuai kriteria yang diharapkan dan bakal menjadi jendral panglima mereka.
Jangan salah ya, Yudas justru paling percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Level Yesus ada di atas rata2 saat itu sebagai orang yang hebat. Tapi ada yang membuat Yudas tidak setuju dengan sikap dan tindakan Yesus. Sikap itu adalah Yesus suka mengalah, terlalu baik, dan very slow. (Ya kurang lebih, tidak puas kalo hanya somasi doang, tp harus ditindak tegas lewat jalur hukum itu baru mantap).
Yudas menganggap gaya pola pelayanan Yesus terlalu lemah, meski Dia memiliki power kuasa tanpa batas. Lah karena Yesus Tuhan too...
Jadi, motif Yudas dengan sengaja menyerahkan Yesus merupakan maksud baik, karena didasari oleh jiwa nasionalis, patriotisme dan semangat revolusioner. Demi pembebasan Isarel dr tahanan Roma.
Jadi, Yudas tidak punya niat untuk memiliki 30 keping perak. Masa hy demi 30 keping perak, dia rela jadi penghianat dan musuh orang Galilea pro Yesus?
Ketika Yesus diciduk, dipikirnya inilah titik awal perjuangan revolusi dimulai. Anggapan gambling nya adalah, Yesus akan melakukan perlawanan dengan menggunakan kuasa ilahi yang dimilikiNya. Ibarat seperti ayam yang sengaja diadu. Jadi, seakan-akan tujuan perjuangan Yudas bukan hanya soal perkara rohani tapi menyangkut cita-cita perwujudan politik.
Tapi apa yang terjadi? Prediksi Yudas meleset. Yesus tidak melakukan perlawanan sedikit pun saat itu. Justru Yesus membiarkan dirinya diciduk, dipenjarakan dan dibunuh.
Ekspektasi Yudas pun pupus. Dia Putus asa dan stres. Tindakan harakiri yang diambilnya bukanlah sebuah penyesalan tapi katanya dipandang sebagai sikap heroik prajurit yang kalah. Hmmm..
Lalu di mana letak kesalahan terbesar Yudas? Saya mengutip dr salah satu tulisan:
Kesalahan Yudas bukan karena tindakan Menghianati atau menjual demi 30 keping perak. Tapi kesalahan terbesar Yudas adalah memaksa Yesus untuk mengikuti selera keinginan Yudas. Dia mau supaya Yesus dapat menyesuaikan dengan harapannya.
Jadi, pesan moralnya adalah ketika kita menolak atau melawan kehendak Allah, dan sebaliknya memaksa Allah untuk melakukan maunya lho pade, karena lho pikir Yesus punya power unlimited, maka kemungkinan kita tidak jauh beda dengan Yudas. 11, 12 Bro.
Makanya perlu baca Alkitab denga benar, belajar sungguh2, seleksi memilih referensi, dan sekolah yang serius, supaya di mimbar tdk terlalu asbun (peace...hoho) . Untuk apa? Supaya tidak jatuh pada kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh Yudas to. Sebab baik menurut kita belum tentu baik dan benar menurut Allah..ya meminimalisir saja...semua kita belajar dgn hidup ini..Hehehe
Dr.Doni candra

Selasa, 22 Desember 2020

DISIPLIN MEMBERI PERPULUHAN

DISIPLIN MEMBERI PERSEMBAHAN KHUSUS (1)
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! (Maleakhi 3:8)
Dalam Alkitab dijelaskan ad abnyak jenis-jenis persembahan khusus, yang harus diberikan oleh anak-anak Tuhan, tentu dilakukan kepada Tuhan. Persembahan khusus bukanlah persembahan biasa, melainkan dikhususkan bagi Tuhan, oleh karena sebab dan tujuan tertentu. Ini sangat berbeda dengan persembahan-persembahan yang biasa yang kita berikan kepada Tuhan. Kita perlu memahami ciri dan karakteristik dari persembahan khusus, jika kita mempelajari Alkitab, maka beberapa catatan dari teks firman Tuhan ditemukan sifat dan karakteristik antara lain:
Pertama,spesifik dan tidak biasa. Istilah persembahan khusus jelas memiliki konotasi tidak umum, melainkan khusus. Dari segi makna maka kita akan tahu bahwa persembahan yang spesifik itu tidak umum. Jika pada umumnya kita memberikan persembahan tiap minggunya, maka persembahan khusus diberikan karena ada alasan tertentu, ini menyadarkan yang memberi melakukannya bukan karena kebiasaan melainkan karena ada tujuan khusus, misalnya karena janji iman kepada Tuhan, atau karena terdorong menolong pekerjaan Tuhan, dll. Umumnya seseorang dapat memberikan persembahan khusus didorong oleh motovasi tertentu.
Kedua,dipersiapkan atau direncanakan. Dalam 3 Tawarikh 32:11-12, disebutkan” Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya. Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-per
sembahan kudus itu ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua”. Memperhatikan ayat-ayat di atas maka dapat dimengerti bahwa ada persiapan dan perencanaan dalam memberi persembahan khusus, misalnya harus ada bilik-bilik tempat penampungan, dan setelah itu jemaat-jemaat membawanya serta dibawah pengawasan orang-orang Lewi, Jika memperhatikan ini maka setiap anak-anak Tuhan jika ingin memberi persembahan khusus, harus mempersiapkan dengan baik-baik.
Ketiga, persembahan yang memiliki nilai tambah. Dalam Bilangan 15:20-21 disebutkan “Tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu persembahkan sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu mempersembahkannya. Dari tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu menyerahkan persembahan khusus kepada TUHAN, turun-temurun. " Dimana letak nilai tambah dari persembahan khusus? Jika membaca teks di atas dimana letak dari nilai tambah? Perhatikan perubahan tepung jelai menjadi roti bundar, ini memberikan pengertian tentang nilai tambah, nilai yang bukan sekedar tepung namun sudah menjadi roti. Perubahan zat dari tepung menjadi roti bundar, maka hal ini bukan sekedar menjelask an perubahan bentuk, melainkan perubahan nilai karena proses yang terjadi. Persembahan khusus adalah sesuatu yang bernilai dan akan menyenangakn Tuhan. Nilai yang dimaksud bukan pada aspek lahiriah, atau jasmaniah melainkan nilai secara keseluruhan.
Keempat, persembahan khusus yang menyenangkan Tuhan. Dalam 2 Tawarihk 31:14 disebutkan “ Dan Kore bin Yimna, seorang Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur, mengawasi pemberian-pemberian sukarela untuk Allah, serta membagi-bagikan persembahan khusus yang untuk TUHAN dan persembahan-per
sembahan maha kudus.” Sifat dan karakteristik dari persembahan khusus ialah menyenangkan Tuhan, ada tiga alasan mengapa hal itu demikian: pertama, karena diberikan secara suka rela, artinya tanpa paksaan dan juga tanpa intimidasi. Kedua, sifatnya khusus, memberi catatan tidak biasa dan bukan umum, Ketiga, menjadi persembahan maha Kudus. Jika persembahan yang kita berikan kepada Tuhan memiliki ciri seperti di atas, maka inilah sifat dan karakter persembahan khusus.
Tuhan memberkati
Pdt.Purim Marbun

MENJADI PELAYANAN ITU DITETAPKAN ROH

MENJADI PELAYANAN ITU DITETAPKAN ROH
Dalam ucapan perpisahannys dengan para penatua jemaat Efesus, Paulus mengatakan bahwa ia tidak akan berjumpa lagi dengan mereka, ia menyadari bahwa perjalanannya ke Yerusalem penuh bahaya dan sangat mungkin akan merengut nyawanya. Kepada mereka, Paulus menitipkan
"kawanan domba" di Efesus. Mengapa Paulus menitipkan kawanan domba itu kepada mereka?
Paulus berkata: "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Kis 20:28) . Kata "ditetapkan" diterjemahkan dari kata Yunani "ἔθετο" (etheto) dan lebih baik diartikan "menatapkan bagi dirinya sendiri". Siapa yang menetapkan? Yang menerapkan adalah Roh Kudus. Jadi, Roh Kudus menetapkan para penatua di Efesus bagi dirinya sendiri atau bagi pelayanan yang Roh tersebut tetapkan supaya mereka menggembalan jemaat di Efesus.
Kata "menggembalan" yang diterjemahkan dari kata kerja Yunani "ποιμαίνειν" (poimainein) berarti "memberi makan seperti gembala kepada jkawanan domba gembalaan. Nah, jika " domba" itu adalah kiasan untuk jemaat, so dengan apa para penatua itu memberi makan? Baca perkataan Paulus sebagai berikut: "Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka" (20:30). Karena akan muncul ajaran palsu, maka gembala harus memberi makan domba-dombanya dengan ajaran yang benar.
Tugas gembala tidak hanya memberikan. Itu ketetapan Roh Kudus. Paulus berkata: "Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu" (20:29). Gembala harus menjaga dombanya supaya tidak dimangsa serigala ganas alias binasa. Wow, awas para gembala, ada jemaat yang bisa binasa, lho. Kok bisa ya? Ya bisa, karena para serigala itu menarik domba dari jalan yang benar, yaitu jalan Kristus, ke jalan mereka yang sesat dengan menentang ajaran tentang Kristus yang menebus dosa. Sialnya, para serigala itu bisa muncul dari antara jemaat. Cilaka 12 deh.
Dengan tugas berat itu, hanya mereka yang ditetapkan Roh guna pelayanan yang benar dan disanggupkan oleh Roh akan dengan rela hati menjalankannya. Begitu Sob untuk menjadi pelayan Tuhan. Ok? 
By. Stefano Ambesa

Minggu, 20 Desember 2020

Karakter atau Ketrampilan? (Skill).

Karakter atau Ketrampilan? (Skill).
Saya liat ada WL dan Pengkhotbah kalo di mimbar keren abis, tentu saya tidak perlu sebutkan. WL yg saya tahu , mulai dari suaranya, pemilihan lagu yg Powerfull, tata kelola liturgi, kapan berdiri dan kapan duduk, penyembahan, kata2nya, apalagi pas transisi lagu,, pas banget. Pengaturan waktu juga sangat peka dgn floor. Ngk kelamaan penyembahan tp nda kecepatan juga.
Tapi hanya satu kurangnya, waktu dibelakang layar, masih terlihat tempramen alias sumbu pendek. Tp ada juga yang buah roh nya lengkap dalam hidup, tapi pas jadi WL, adoh fals tingkat dewa. Kalo penyembahan bisa lari dan asyik sendiri. Lalu ujung2nya Baper.
Gitu juga dgn Pengkhotbah, narasinya bagus, fokus, dalam, analisis hermenutik Oke, sederhana, aplikatif, komprehensif, akurat mendekati kebenaran, komunikatif, dan Kharismanya nampak banget. Pokoknya kalo dia lg bicara, seperti pikiran lagsung Tuhan yang bicara. Kena dan menusuk di hati. Tapi ini relatif ya, setiap org punya standar penilaian.
But..in daily life nya, masih agak maruk, aku nya masih keliatan, narsistik banget, cukup arogan, dan satu lagi Pelit...tapi untuk dirinya sendiri beli Kawasaki Ninja dua silinder pun ngk masalah...hahaa..
Namun ada pembicara di mimbar hidupnya sederhana, penuh Damai, seluruh buah roh pokoknya nampak dalam hidup sehari-hari. Jika dibanding dgn saya seperti langit dan bumi soal karakter. Sya bumi dan dia langit.
Tp pas kotbah, bahasa mutar2, baper, sedikit2 omong ada amin sudara, kutip ayat sana sini tanpa melihat teks dan konteks. Ujung2 moralitas, teknis, banyak doa dan baca alkitab.
Ada yang posisi di tengah, pintar omonk, motivator, promosi Tuhan hebat banget, hy kurang teologis aja. Soal hidupnya, sulit ditebak.
Saya nulis bukan sedang nilai org, plis liat judul di atas, sy pun masih proses, don't judge okey... Sebab saya tdk sebut oknum manapun. Kalo ada yang mirip, itu hy kebetulan saja. Hehehe
Jadi, mau cari yang berkharisma tp karakter sosial kurang. Ada juga yang karakter sosial nya Oke, tp skill/ketrampilan dan kharisma nya kurang. Tentu kalo mau pilih mana, balik pada masing2 idealisme kita. Tidak perlu dijawab. Ya kalo boleh sih, karakter mantap, skill Oke dan Berkharisma. Yesus tentu menjadi cermin idealnya.
Saya mengutip pernyataan paparan narasi Dr.
Junifrius Gultom II , pada seminar DekatSttbi bahwa zaman dulu, bapak2 old Pentakosta ato gen silent & baby boomer, penekanan pada gaya hidup sederhana, kesucian, tapi tafsirannya literasi alegoris. Beda dgn Gen XYX milenial micin alai, yang penuh kharisma tapi cenderung penuh skandal. Seperti Jemaat di Korintus lah.
Jadi, skill, karakter, kharisma, dan talenta dalam pelayanan gerejawi, perlu ditingkatkan. Jangan hy menekankan satu aspek dan cenderung masing2 menjual kesombongan. Semua harus berproses dan jangan bersembunyi dibalik kata2 yang penting karakter, penginjilan, dan menangkan jiwa2. Pintar omong, tp pelit sama aja. Namun jangan juga boros. Lalu meski cerdas tapi tdak belajar bersikap hormat kepada orang yang lebih tua, sama saja. Sperti kata Paulus "bagaikan gong yang berkumandang dan canang yang Gemerincing" (by.Doni Candra)

Sabtu, 19 Desember 2020

Perempuanpun Bernubuat

PEREMPUAN PUN BERNUBUAT
Masih ingat peristiwa Pentakosta di Yerusalem? Sebagian orang yang mendengar para murid berbahasa Roh, mereka menyangka bahwa para murid mabuk anggur (Kis 2:13). Tetapi Petrus menyanggah dan menerangkan bahwa mereka menggenapi nubuat Yoel, katanya: "Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat" (2:17-18). Salah satu dari nubuat Yoel ini mengatakan bhw perempuan akan bernubuat ketika Tuhan mencurahkan Roh-Nya. Nah, sekarang mana bukti penggenapan itu?
Sebenarnya kita tidak perlu jauh- jauh membuktikan bahwa perempuan pun bisa dipakai Tuhan untuk bernubuat. Di peristiwa Pentakosta itu pun ada perempuan yang dipenuhi Roh dan bernubuat. Akan tetapi kejadian tidak hanya di Yerusalem, bahkan beberapa tahun berikutnya dan di tempat lain pun terjadi.
Lukas menuliskan: "Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat" (21:8-9). Empat anak perempuan Filipus bernubuat. Dilihat dari terang perististiwa Pentakosta, tentu keempat anak perempuan itu dipenuhi Roh Kudus dan kemudian bernubuat. Di sini konsistensi teologi Lukas sangat kenyal. Pemenuhan Roh Kudus adalah karya pemberdayaan oleh Roh bagi sebuah pelayanan. Jadi, pelayanan oleh para perempuan itu sebuah keniscayaan di dalam gereja mula-mula.
Apakah ada gereja zaman now tidak menahbiskan seorang pelayan Tuhan wanita di gerejanya? Ya, itu terserah kepada aturan gereja setempat, tetapi Tuhan memakai empat anak perempuan Filipus untuk bernubuat sama seperti para rasul bernubuat. Pelayanan dan pelayan itu bukan dominasi jender tertentu. Tuhan bisa memakai siapa saja menjadi alat di tangan-Nya. By. Pdt. Stefano Ambesa

Jumat, 18 Desember 2020

Bisikan Roh Kudus

BISIKAN ROH KUDUS
Wah seru juga ya, ada bisikan Roh Kudus. Saya akan kutip ayat yang berbicara tentang bisikan Roh Kudus, katanya: "Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem" (Kis 21:4). Nah, berdasarkan ayat ini renungan kita mulai.
Apakah memang Roh Kudus itu berbisik? Kata yang diterjemahkan akan "bisikan" dalam bahasa Yunaninya adalah "ἔλεγον" (elegon) yang berarti "berulang-ulang berbicara". Kata Yunani ini kurang tepat diterjemahkan "bisikan" seakan ada suatu yang rahasia atau hanya bersifat pribadi. Padahal apa yang dikatakan oleh Roh di ketahui semua murid di Tirus dan berulang-ulang.
Apakah yang dikatakan Roh itu melarang Paulus pergi ke Yerusalem? Jika ya, berarti apakah Paulus melawan Roh karena ia meneruskan perjalanannya bahkan sampai Yerusalem (bnd 21:17)? Apakah itu berarti ia bukan lagi tawanan Roh yang tunduk kepada Roh? Jadi, apa yang "dibisikan" Roh kepada murid-murid di Tirus?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, saya mengutip ayat lainnya, bunyinya: "Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain. Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem" (21:10-12). Nubuatan ini terjadi di Kaisarea, di rumah Filipus, salah satu diaken yang dipilih di Yerusalem. Nubuatannya tidak berisi larangan Roh supaya Paulus tidak pergi ke Yerusalem, melainkan penderitaan yang Paulus sendiri mengetahui akan menimpanya. Jadi, larangan ke Yerusalem itu bukan dari Roh tetapi dari murid-murid di Tirus dan juga di Kaisarea sebagai tanda kecintaan mereka kepada Paulus. Jika respon Paulus seperti yang dicatat Lukas, sebagai berikut: "Tetapi Paulus menjawab: ”Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ”Jadilah kehendak Tuhan!" (21:13-14) tidak berarti Paulus sedang melawan "bisikan" Roh, tetapi sebagai tawanan Roh, ia rela mengorbankan jiwa raga demi nama Kristus Yesus. Wow.
Jangan melawan apa yang Roh mau, tapi taat dan tunduklah kepada-Nya. Pertanyaannya, apakah saya bisa? 
(Pdt. Stefano Ambesa)

Sempurna Seperti Bapa...Renungan Mat 5:48

 Anak-anak Allah didorong untuk sempurna seperti seperti Bapa ( Mat. 5:48). Niat atau tidak niat?

Sebelum menjawabnya maka apa yang dimaksud "haruslah kamu sempurna, seperti Bapamu yang di surga"?

Sempurna apakah berarti Lengkap? Matang? Dewasa? Lebih unggul? Apa parameternya? Apakah mungkin? Menurut hemat saya pada prinsipnya sempurna berarti melampaui standar.

Dalam institusi perguruan tinggi, Akreditasi menjadi salah satu jaminan standar mutu pendidikan yang ditetapkan oleh BAN-PT. Selanjutnya berdasarkan permen dikti 44 taon 2015 ttg standar pendidikan, penelitian dan PkM dgn total berisi 24 standar.

Setiap lembaga pendidikan formal dituntut dalam penyelenggaraannya wajib memenuhi 24 standar tersebut, apapun keadannya. Tetapi dengan pemenuhan apakah sekolah itu dapat disebut sempurna dan bermutu? Belum boss. Sebab itu hanya tuntutan standar minimal. Yang diharapkan adalah melampuai 24 standar minimal. Dalam hal ini jaminan mutu internal harus lebih "galak" dari asesor eksternal, untuk mendorong prodi2 melampuai standar minimal.

Melampaui inilah yang dapat disebut dengan kategori sempurna.

Jika, meneropong lebih jauh ajaran Kristus. Tuntutan praktek perilaku sempurna dilatarbelakangi oleh konteks harapan Yesus, supaya anak-anak Allah mengasihi orang Samaria, Bangsa Roma dan semua orang yang berbeda dengan mereka. Berbeda dalam arti suku, ras, dan kepercayaan, termasuk juga mengasihi orang2 yang menganiya mereka.

Sya teringat tragedi holocaust, penyiksaan dan pembantaian 6 jt org Yahudi ( Ensiklopedia.us

hmm.org ). Jika mengingat hal itu, maka keluarganya perlu berbesar hati untuk bisa menerima keadaan tersebut dan move on. Sebab selama orang yang masih menyimpan dendam dan kepedihan maka hatinya sulit dapat melakukan praktek mengasihi. (Masalah ini hanya bisa dinetralisasi ketika hatinya diselemuti oleh Allah).

Namun bukankah selama ini kita sudah menjalankan hukum kasih, baik di rumah, di gereja, di tempat kerja dan masyarakat? Apakah itu masih kurang cukup? (Hhmm..ini sifat Kasih berdasarkan tuntutan dan bukan berdasarkan naluri jiwa berkat tuntunan Roh Kudus).

Bagi orang Yahudi sesama itu adalah suku Israel, menerima taurat, mematuhi tradisi dan sudah di sunat. Di luar ini bukan sesama. Untuk hal ini maka Yesus berkata, jika kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa upahmu? Bukankah bandit berdasi juga melakukan hal yang sama? Ini hanya standar minimal. Semua agama juga mengajarkan demikian.

Jadi, Yesus menginginkan supaya anak2 Allah mengasihi orang2 yang menganiyaya mereka dalam hal ini Samaria, Roma dan Hitlerisme. Inilah praktek kasih melampui standar. Inilah yang dimaksud dengan sempurna dan terus dinamis. Dari sinilah kita dapat mengukur keimanan seseorang itu sudah matang, rohani, dewasa, dan unggul. Inilah garis hidup sempurna anak2 Allah.

Tentu Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan yang semestinya atas mereka yang melakukan kejahatan ( Alkitab.sabda.org ). Tetapi jika kita diperlakukan tidak adil, jangan membenci, tetap menunjukkan reaksi pendirian pada prinsip ajaran Kristus dan KerajaanNya.

Hentikan kejahatannya dan bukan membenci seorang penjahat apalagi membiarkan hati kita panas dengan amarah balas dendam. Sudah pasti keinginan menjadi sempurna jauh dari harapan.

Mungkin ada yang beranggapan, ini sulit, lebay, terlalu berlebihan, dan konyol. Siapa yang bisa sempurna? Hy Yesus saja yang sempurna.

Apakah karena dia melirik pernyataan Yesus menurut kesaksian tulisan Lukas 23:24. Ahh sudahlahh....terserah lho deh, suka2mu.. Hehe

(Dr.DC)

Menabur Akan Menuai (Matius 13)

30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...