Rabu, 28 Juni 2017

Karunia Roh Dalam Kebaktian Gereja

Tidak dapat disangkal dewasa ini terdapat gereja-gereja yang dalam kebaktian harus selalu ada pernyataan-pernyataan Roh seperti nubuat, penglihatan dan lain sebagainya. Mereka merasa bahwa hal itu memberi kualitas tinggi pertemuan bersama tersebut. Hal inilah yang memicu tampilnya nabi-nabi palsu yang mengaku mendapat penglihatan untuk bernubuat dalam gereja. Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang merasa bangga kalau bisa bernubuat dan mengaku telah memperoleh penglihatan-penglihatan, terlebih lagi bisa mendemonstrasi mukjizat dan kuasa Allah. Mereka merasa bahwa mereka adalah pribadi yang istimewa, lebih dari pendeta lain.

Di setiap kebaktian harus selalu terjadi mukjizat kesembuhan dan demonstrasi kuasa Allah yang lain. Tidak heran jika dalam kebaktian selalu ada orang yang “rebah” dalam roh. Sampai akhirnya banyak jemaat yang keranjingan karunia-karunia Roh, seperti bernubuat dan rebah dalam roh dan lain sebagainya. Seakan-akan hal itu memberi nilai liturgi dalam gereja. Sering terjadi praktik seorang pendeta atau rohaniwan mendoakan dengan mendorong tubuh orang lain supaya rebah dan hal itu diakui sebagai pekerjaan Roh Allah. Juga tidak sedikit jemaat yang pura-pura jatuh.

Dalam kebaktian juga sering terjadi di mana seorang pendeta mengaku menerima pernyataan dari Tuhan “melihat“ sesuatu (penglihatan). Ada juga yang mengaku menerima semacam marifat bahwa ada orang sakit dalam kebaktian atau sedang mengalami problem tertentu. Padahal itu bukan datang dari Roh Allah tetapi hanya sebuah kira-kira yang sangat besar kemungkinan bisa ada. Tentu dari seratus orang ada yang sakit perut atau sedang putus asa dan lain sebagainya. Penipuan seperti ini menimpangkan pikiran jemaat dari hal yang utama yang harus dipikirkan oleh jemaat, yaitu kebenaran Firman yang mengubah karakter.

Di setiap kebaktian ada janji bahwa kebaktian hari itu akan memberi mukjizat dan berkat secara istimewa. Mukjizat dijanjikan pasti terjadi. Mereka menjanjikan bahwa jemaat pulang dengan keadaan yang tidak sama seperti ketika mereka datang, dengan asumsi mereka akan mengalami mukjizat. Biasanya gereja yang mengajarkan hal ini tidak memahami bahwa kebaktian adalah sekadar “meeting together”, bukanlah ibadah kepada Tuhan dalam arti yang lengkap. Ibadah yang sesungguhnya adalah mempersembahkan hidup sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Alla (Rm. 12:2). Untuk ini seseorang harus memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Biasanya di suasana seperti itu dikesankan bahwa seorang hamba Tuhan bisa dengan mudah memberi karunia Roh kepada jemaat. Memang ada hamba Tuhan yang diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memberikan karunia melalui penumpangan tangan (2Tim. 1:6), tetapi hendaknya seorang hamba Tuhan tidak menjadikan hal ini sebagai sesuatu yang mutlak harus dilakukan, seakan-akan semua orang yang mengaku hamba Tuhan bisa mengatur Tuhan.

Dalam hal ini terdapat komunitas Kristen yang kalau kebaktian “selalu” ada penumpangan tangan, supaya jemaat dipenuhi Roh Kudus dan berbagai alasan lainnya. Hal ini berlangsung seperti batere yang diisi. Setiap Minggu selalu ada acara pengurapan di mana aktivis dan jemaat Tuhan mendapat penumpangan tangan agar memperoleh kuasa Tuhan dan berbagai karunia serta kekuatan rohani. Hal ini menciptakan sikap ketergantungan jemaat kepada pendeta atau hamba Tuhan yang dianggap memiliki karunia memberi berkat melalui penumpangan tangan.

Dari hal ini muncullah “spesialis-spesialis” dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Ada hamba Tuhan yang diakui bahwa spesialisnya adalah memberi karunia bernubuat, yang lain karunia memberi kesembuhan, karunia membuat orang lain dipenuhi Roh Kudus yang biasa dikenal sebagai impartasi roh dan lain sebagainya. Memang bukan tidak mungkin adanya impartasi, tetapi hendaknya kita tidak berpikir bahwa karunia-karunia Roh seakan-akan dapat ditularkan dengan mudah oleh seseorang. Seperti misalnya karunia kesembuhan. Dalam pernyataannya, ia mengesankan bahwa hanya dirinya sebagai distributor tunggal mukjizat kesembuhan.

Pdt. Erastus Sabdono

Selasa, 27 Juni 2017

Corpus delicti

Tuhan Yesus ditetapkan oleh Allah sebagai prototype atau model yang ideal dan pantas untuk ditiru. Suka atau tidak suka itulah standart ketetapan Allah.

Dalam hal ini "gereja" memiliki tanggung jawab besar guna menjaga dan mentularkan model konsep yang ideal tersebut, baik bagi jemaat dan masyarakat dunia (bnd. Mat. 28:19-20).

Karena hal ini, murid-murid Tuhan Yesus dan jemaat mula-mula yang mana telah menyaksikan langsung akan kehidupan Tuhan Yesus. Mereka meniru, menghayati, mendalami,  mengkritisi, mengkaji dan menelaahnya. Memang meski Dia dalam posisi subyektif tapi seolah-olah dibiarkan supaya manusia dapat mempelajarinya secara obyektif dengan menggunakan kacamata pisau analisis untuk membedahnya.

Sebagai konsekuensinya para murid2 dan jemaat mula2 mengalami 2 x krisis kepercayaan. 1) mereka harus bertarung dengan dasar keyakinan awal yaitu warisan ajaran Taurat dan penyembahan hanya pada monoteisme Yahweh; 2) Oleh karena dituduh berpindah keyakinan mereka harus mengalami tekanan psikis dan fisik, baik dr pihak orang Yahudi dan Prajurit Roma.

Demi mempertahankan model konsep yang ideal tersebut, tidak sedikit diantara mereka disiksa, digergaji, dibakar, dikuliti, digantung dan dipasung. Sebagian lagi terpaksa harus lari ke hutan, namun jika tertangkap maka dijeboloskan dalam penjara sampai membusuk.

Dialami hal yang sama juga oleh para penterjemah kitab khususnya diabad2 15 dan 16. Mereka berjuang begitu gigihya dan tanpa kenal lelah. Siang dan malam dgn berbekal lampu botol mereka menterjemahkan kitab suci  dalam ratusan bahasa. Bahkan karena dibakar terpaksa harus ditulis dari awal kitab kejadian sampai wahyu.

Semua peristiwa tersebut tercatat lengkap dalam buku sejarah dan kitab suci yang tentuya sangat otentik bila ada oknum2 yg hendak mempersoalnnya dalam rana apologet.

Namun ironisnya saat ini, model konsep yang ideal dan orisinil tersebut sangat langka dijumpai. Baik dalam sikap, pola pikir, perilaku atau karakter. Mengapa? Diduga Konsep yang ideal itu ternyata di dekonstruksi kembali. Substansinya mengalami reduksi besar-besaran. Mmg bahaya posmo dan pengaruh global membuat banyak yang tergelincir. Warisan ajaran ortodoks diabaikan. Ini pekerjaan berat karena varian2 Injil cukup banyak.

Lalu bagaimana mungkin kok ada org dapat berkata bahwa firman itu sederhana dan ikut Tuhan itu mudah? Mungkin perlu kuliah sejarah dulu. Perlu nekat untuk rendah hati supaya terus belajar.

Kita sulit untuk mampu menampilkan standart model konsep yang ideal itu sebagaimana dikehendakiNya, bukan karena faktor tekanan psikis dan fisik, tapi gara2 tergerus habis ol kenyamanan hidup dan gaya hidup hedonisme.

Kalo gereja2 dan sekolah2 alkitab sudah sulit menyajikan model konsep yang ideal itu, lalu harus ke mana lagi kami harus berguru? Tapi dalam hal ini kita tidak boleh pesismis sebab peranan Roh Kudus senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman. Untuk mendidik dan mengajar dengan setia ke arah model konsep yang ideal yaitu menjadi seperti Kristus. Itulah prototype sejati. "Corpus Delicti"
Pdt. Doni Candra

Jumat, 23 Juni 2017

silabus pendidikan lingkungan hidup kelas VII?2











 






















S  I  L  A  B  U  S
Nama Sekolah :SMP Budi Mulia Tasiu
Kelas / Semester:VII / 2
TahunAjaran   :20 11 / 2012
Mata Pelajaran                : PendidikanLingkunganHidup (PLH)
Standar Kompetensi    :  1. Memecahkan masalah pencemaran lingkungan                          

KompetensiDasar

MateriPokok / Pembelajaran

KegiatanPembelajaran

Indikator

Penilaian

AlokasiWaktu
SumberBelajar
1.1    Menganalisis pencemaran dan kerusakan lingkungan
 ( air, udara dan tanah)
Pencemaran Lingkungan
·      Mendiskusikan penyebab pencemaran lingkungan
·      Memecahkan masalah tentang pencemaran lingkungan
·      Melakukan percobaan apakah lingkungan ini tercemar atau tidak
1.1.1 Mampu mendekripsikan jenis-jenis pencemaran
1.1.2 Mampu mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan
1.1.3 Mampu menunjukan bentuk-bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar


Tes Tertulis
Portofolio
Produk
2 x 40’
·       Buku acuan pelajaran
·       Video
·       Film
·       Gambar
·       LKS
1.2Mengidentifikasi sumbeu pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
·      Diskusi untuk merumuskan konsep kerusakan lingkungan dan pencemaran
·      Melihat gambar dan atau tayangan /aktifitas manusia yang dapat menimbulkankerusakan lingkungan
·      Merumuskan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia
1.2.1      Mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran tanah air, udara yang disebabkan oleh manusia maupun oleh fenomena alam
1.2.2      Mampu menunjukan bventuk-bentuk pencemaran dan kerusakan di lingkungan sekitar
1.2.3      Mampu menunjukan sumber-sumber pencemaran di lingkungan sekitar
1.2.4      Mampu menerapkan budaya hidup bersih dan sehat di sekolah dan lingkungan sekitar
TesTertulis
TesPerformance
Portofolio
Produk
2 x 40’
·      Buku acuan pelajaran
·      Video
·      Film
·      Gambar
·      LKS
1.3 Menjelaskan dampak pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
·    Siswa secara berkelompok berdiskusi tentang dampak-dampak pencemaran lingkungan (problem solving)
1.3.1      Mampu mendeskripsikan dampak-dampak pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah)
1.3.2      Mampu menyebutkan dampak-dampak pencemaran terhadap kelangsungan makhluk hidup
1.3.3      Siswa dapat memberikan contoh pencemaran lingkungan yang terjadi disekitar wilayahnya
Tes Tertulis
Portofolio
2 x 40’
·      Buku acuan pelajaran
·      Video
·      Film
·      Gambar
·      LKS
1.4 Mencari alternatif penanganan pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
Diskusi kelompok tentang alternatif solusi pencemaran lingkungan
1.4.1      Menyebutkan alternatif penanganan pencemaran lingkungan
1.4.2      Mampu menerapkan budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah dan sekitar dan mampu mengaplikasikan penghijauan lingkungan baik disekolah maupun di lingkukngan sekitar
Tes Tertulis

2 x 40’
·      Buku acuan pelajaran
·      Video
·      Film
·      Gambar
·      LKS
Standar Kompetensi    :  2. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungannya

KompetensiDasar

MateriPokok / Pembelajaran

KegiatanPembelajaran

INDIKATOR

PENILAIAN

AlokasiWaktu
SumberBelajar
2.1 Berperan aktif dalam mengurangi pencemaran lingkungan
Merawat tanaman atau lingkungan
·     Kerja bakti membersihkan lingkungan
·      Mengadakan simulasi tentang cara penanaman tanaman yang benar

2.1.1   Mampu menjelaskan dan malakukan cara-cara mengurangi pencemaran lingkungan
2.1.2   Mengadakan gerakan Jum’at bersih (kebersihan umum)
2.1.3   Siswa dituntut untuk tidak membuang sampah sembarangan
2.1.4   Mengadakan reboisasi di sekitar lingkungan sekolah

Tes Kinerja
Proyek
Produk
2 x 40’
·    Lingkungan
·    Media massa
·    Buku ajar
2.2 Menyenangi lingkungan yang tidak tercemar
Lingkungan yang tercemar
·     Siswa mengidentifikasi lingkungan bersih dan sehat
·     Guru memperlihatkan gambar lingkungan yang tercermar
2.2.1      Mendiskusikan cara-cara penanggulangan pencemaran lingkungan
2.2.2      Siswa menciptakan lingkungan kelas yang bersih dan asri

Kinerja

2 x 40’
·    Lingkungan
·    Media massa
·    Buku ajar
Standar Kompetensi    :  3. Melakukan penanggulangan pencemaran lingkungan

KompetensiDasar

MateriPokok / Pembelajaran

KegiatanPembelajaran

Indikator

Penilaian

AlokasiWaktu
SumberBelajar
3.1 Pemanfaatan limbah (sedotan, botol/gelas, kertas dan lain-lain) sekitar lingkungan menjadi barang yang bermanfaat
Pemanfaatan limbah
·     Mendiskusikan jenis-jenis limbah yang masih bermanfaat
·     Menugaskan siswa untuk mencari dan mengumpulkan limbah yang masih bermanfaat di sekitar lingkungan rumah dan sekolah
·     Membuat kerajinan tangan
·     Menjelaskan bagaimana cara mendaur ulang
·     Membuat kertas daur ulang dari kertas bekas atau koran
3.1.1           Mengidentifikasi jenis limbah yang masih bermanfaat di lingkungan sekitar
3.1.2           Mengumpulkan linbah yang masih bermanfaat
3.1.3           Membuat kerajinan tangan dari limbah yg masih bermanfaat (bunga dari sedotan, lampion gelas kemasan bekas)
3.1.4           Membuat kertas daur ulang
Tes Tertulis
Kinerja
Proyek
Produk
Portofolio
4 x 40’
·    Buku ajar
·    Buku keterampilan
·    Barang-barang bekas
3.2 Penerapan pembuatan kompos dari limbah/
sampah organik
Membuat kompos
·     Siswa mendiskusikan jenis-jenis limbah dan mengidentifikasikan materi-materi penyusun kompos yang dihasilkan dari sampah organik
3.2.1           Mengklasifikasikan jenis-jenis limbah
3.2.2           Mengidentifikasikan materi-materi penyusun kompos dari sampah organik
3.2.3                      Teknik pembuatan kompos
Produk
Portofolio
4 x 40’
·    Buku ajar
·    Buku keterampilan
·    Barang-barang bekas
3.3 Mengadakan program kali bersih
Kerusakan lingkungan
·     Siswa mendiskusikan untuk membedakan kali/sungai yan tercemar dan yang tidak
·     Siswa dianjurkan untuk melaksanakan  program kali bersih dengan melakukan kerjabakti dilingkungan sungai sekitar sekolah
3.3.1           mengidentifikasi kali/sungai yang tercemar dan yang tidak tecemar
3.3.2           Menganlisis program kali bersih
3.3.3           Membedakan kali/sungai yang tercemar dan yang tidak tecemar
3.3.4           Mampu melaksanakan program kali bersih melalui program penghijauna kerja bakti di lingkungan sekolah
Kinerja
Produk
Portofolio
2 x 40’
·    Buku ajar
3.4 Mengadakan program langit biru
Polusi udara
·     Siswa mendiskusikan sumber-sumber polusi yang dapat mencemari udara/ lingkungan langit
·     Siswa mendiskusikan akibat polusi udara lingkungan langit
3.4.1           Mampu mengidentifikasi sumber-sumber polusi udara
3.4.2           Mampu mengidentifikasi ciri-ciri langit biru
3.4.3           Menyebutkan sumber polusi udara
3.4.4           Menyebutkan ciri-ciri langit biru

Tes tertulis
Kinerja
2 x 40’
·    Buku ajar


Mengetahui,
Kepala SMP Budi Mulia Tasiu

( Drs. Yunus Kamudek L )
NIP : 196407231992031004

Kialukku, 11 Juli  2011
Guru MapelPendidikanLingkunganHidup (PLH)


( Victor Bo’to Langi )
NIP.












Menabur Akan Menuai (Matius 13)

30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...