Seperti inilah gambar ikan Gabus asal toraja. Sumber foto, #bintangmancing.com. Inilah jenis ikan yang kabarnya bisa menghabiskan jenis-jenis ikan asli danau sentani. Dan saya yakin, bisa.Sabtu minggu libur paling menyenangkan bisa menyalurkan hobby dan kami berencana memasang pancing dipinggiran danau sentani untuk menangkap ikan jenis gastor yang menurut info yang saya dengar jenis ikan ini punya banyak manfaat. Disamping daging ikannya yang enak dijadikan lauk teman nasi, sangat baik juga untuk pemulihan atau baik buat beberapa jenis penyakit yang diderita penyakit generatif.
Ikan gastor dari bahasa gastor yang menurut suku di pulau Sulawesi tepatnya di Tanah Toraja, Gastor artinya gabus toraja. Jenis ikan ini semula tidak ada didaerah kami terutama di danau sentani. Kabar yang saya dengar, sekitar tahun 80an tepatnya saya kurang jelas, dinas perikanan mendatangkan jenis ikan ini untuk meramaikan isi danau yang ada didaerah kami. Dan tanpa diduga perkembangannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Bahkan hampir memenuhi disetiap genangan air akibat tampumpungan hujan dan mampu bertahan hidup dengan keadaan yang buat ikan lain tidak dapat bertahan.
Kami sempat berkunjung dan jalan-jalan disekitaran dusun sagu yang tergenang air, anakan gastor paling banyak ditemukan. Warnanya merah agak kecoklat-coklatan dan lebih besar dari anakan jenis ikan yang lain. Bagi kami ikan ini seperti monster, kalau tidak cepat menangkap anakan-anakannya induk gastor bisa menyerang kita dengan lompotan keras mengarah pada tubuh. Ikh! seram juga kadang-kadang.
Anakan ikan gastor hampir sama dengan anakan ikan kecil yang terdapat pada kali-kali kecil yang kering karena tidak ada mata air. Genangan sisa air dari pembuangan banjir karena hujan, anakan ikan ini mampu bertahan dengan suhu panas karena tidak bergantinya air. Paling cocok di jadikan penangkap jentik nyamuk karena ikan yang dikali seperti itu tidak bisa besar mengikuti jenis yang sama berada pada genangan air yang siklus pergantiannya normal. Saya pernah mencoba, dari 20 anakan ikan yang saya ambil saya pisah-pisahkan pada beberapa tempat penampungan air yang dirumah. Mulai dari bak kamar mandi, drum penyimpanan air sampai wadah yang paling kecil. Mereka mampu bertahan walau keadaannya yang semakin kurus karena tidak ada makanan. Luar biasa sekali buat saya, bisa menyelamatkan manusia dari perkembangan nyamuk malaria terutama dimusim hujan.
Begitu juga dengan induk dari ikan gastor. Setelah perkembangannya yang cukup luar biasa di danau sentani, dinas perikanan sempat berpikir hendak memusnahkan ikan ini. Karena cukup mengkhawatirkan. Ia seperti hendak memonopoli semua tempat, ikan-ikan yang biasa mudah didapat disekitaran danau jadi berkurang dan hijrah ketempat yang tidak bisa dijangkau oleh ikan jenis ini. Akhirnya pasar tradisonal jadi penuh dengan ikan gastor.
Semula ikan ini hampir tidak ada peminatnya karena rasanya yang sedikit aneh apa lagi bentuknya, hii...seperti ular. Kepalanya itu loh yang seperti kepala ular! begitu juga dengan coraknya. Sampai berkembang cerita entah dari mana sumber keasliannya bahwa ikan gabus toraja ini kawin silang dengan ular sawah. Hiii.....
Bisa jadi, karena warna pada gastor hampir menyerupai warna kulit ular yang biasa ditemui pada pinggiran danau yang banyak tanaman semak belukar yang tergenang air.
Karena hampir setiap jaring yang dipasang oleh pencari makan air tawar hasilnya adalah ikan jenis ini, masyarakat belajar untuk mengkonsumsinya dan ternyata sangat nikmat kalau di asar lalu di kuah santan lombok ijo. Laku keras sekarang, dan harganya yang tadinya 10.000 naik menjadi 100.000 perbesar ikan gastor yang biasanya berisi 3 atau 4 ekor. Harganya naik bersama membludaknya pendatang dari tanah toraja diwilayah kami. Mereka tidak pernah tawar kalau beli ikan ini karena itu penjual juga mulai pasang gaya, pada hal kalau tidak laku paling dibuang oleh orang kampung karena mereka bosan memakannya. ( Kasih saya kah mace pace, jangan buang itu berkat nanti Tuhan marah. Begitulah bahasa gombal saya )
Dan kali ini kami akan memasang pancing sendiri. Dapat tidak dapat, tunggu info lewat artikel selanjutnya. Ya ini juga kalau jadi mancing, kepastiannya masih sore 17:00 wit. Umpan yang biasa digunakan dari ikan danau juga, yaitu jenis ikan yang biasa dimakan oleh ikan ini. Ikan kecil dari hampir semua jenis ikan yang ada didanau sentani. Untuk kainya menggunakan mata kail moyang yang paling tokmar alias besar. Kalau nelon untuk talinya menggunakan tali yang biasa digunakan untuk menganyam noken, kalau pakei nelon, yakin pasti putus. Begitu menurut pakar penangkap ikan gadis toraja, Eh salah, gabus toraja.
Selamat berhari libur sahabat. Semoga hari Anda menyenangkan.
Salam. ^_^
Ikan gastor dari bahasa gastor yang menurut suku di pulau Sulawesi tepatnya di Tanah Toraja, Gastor artinya gabus toraja. Jenis ikan ini semula tidak ada didaerah kami terutama di danau sentani. Kabar yang saya dengar, sekitar tahun 80an tepatnya saya kurang jelas, dinas perikanan mendatangkan jenis ikan ini untuk meramaikan isi danau yang ada didaerah kami. Dan tanpa diduga perkembangannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Bahkan hampir memenuhi disetiap genangan air akibat tampumpungan hujan dan mampu bertahan hidup dengan keadaan yang buat ikan lain tidak dapat bertahan.
Kami sempat berkunjung dan jalan-jalan disekitaran dusun sagu yang tergenang air, anakan gastor paling banyak ditemukan. Warnanya merah agak kecoklat-coklatan dan lebih besar dari anakan jenis ikan yang lain. Bagi kami ikan ini seperti monster, kalau tidak cepat menangkap anakan-anakannya induk gastor bisa menyerang kita dengan lompotan keras mengarah pada tubuh. Ikh! seram juga kadang-kadang.
Anakan ikan gastor hampir sama dengan anakan ikan kecil yang terdapat pada kali-kali kecil yang kering karena tidak ada mata air. Genangan sisa air dari pembuangan banjir karena hujan, anakan ikan ini mampu bertahan dengan suhu panas karena tidak bergantinya air. Paling cocok di jadikan penangkap jentik nyamuk karena ikan yang dikali seperti itu tidak bisa besar mengikuti jenis yang sama berada pada genangan air yang siklus pergantiannya normal. Saya pernah mencoba, dari 20 anakan ikan yang saya ambil saya pisah-pisahkan pada beberapa tempat penampungan air yang dirumah. Mulai dari bak kamar mandi, drum penyimpanan air sampai wadah yang paling kecil. Mereka mampu bertahan walau keadaannya yang semakin kurus karena tidak ada makanan. Luar biasa sekali buat saya, bisa menyelamatkan manusia dari perkembangan nyamuk malaria terutama dimusim hujan.
Begitu juga dengan induk dari ikan gastor. Setelah perkembangannya yang cukup luar biasa di danau sentani, dinas perikanan sempat berpikir hendak memusnahkan ikan ini. Karena cukup mengkhawatirkan. Ia seperti hendak memonopoli semua tempat, ikan-ikan yang biasa mudah didapat disekitaran danau jadi berkurang dan hijrah ketempat yang tidak bisa dijangkau oleh ikan jenis ini. Akhirnya pasar tradisonal jadi penuh dengan ikan gastor.
Semula ikan ini hampir tidak ada peminatnya karena rasanya yang sedikit aneh apa lagi bentuknya, hii...seperti ular. Kepalanya itu loh yang seperti kepala ular! begitu juga dengan coraknya. Sampai berkembang cerita entah dari mana sumber keasliannya bahwa ikan gabus toraja ini kawin silang dengan ular sawah. Hiii.....
Bisa jadi, karena warna pada gastor hampir menyerupai warna kulit ular yang biasa ditemui pada pinggiran danau yang banyak tanaman semak belukar yang tergenang air.
Karena hampir setiap jaring yang dipasang oleh pencari makan air tawar hasilnya adalah ikan jenis ini, masyarakat belajar untuk mengkonsumsinya dan ternyata sangat nikmat kalau di asar lalu di kuah santan lombok ijo. Laku keras sekarang, dan harganya yang tadinya 10.000 naik menjadi 100.000 perbesar ikan gastor yang biasanya berisi 3 atau 4 ekor. Harganya naik bersama membludaknya pendatang dari tanah toraja diwilayah kami. Mereka tidak pernah tawar kalau beli ikan ini karena itu penjual juga mulai pasang gaya, pada hal kalau tidak laku paling dibuang oleh orang kampung karena mereka bosan memakannya. ( Kasih saya kah mace pace, jangan buang itu berkat nanti Tuhan marah. Begitulah bahasa gombal saya )
Dan kali ini kami akan memasang pancing sendiri. Dapat tidak dapat, tunggu info lewat artikel selanjutnya. Ya ini juga kalau jadi mancing, kepastiannya masih sore 17:00 wit. Umpan yang biasa digunakan dari ikan danau juga, yaitu jenis ikan yang biasa dimakan oleh ikan ini. Ikan kecil dari hampir semua jenis ikan yang ada didanau sentani. Untuk kainya menggunakan mata kail moyang yang paling tokmar alias besar. Kalau nelon untuk talinya menggunakan tali yang biasa digunakan untuk menganyam noken, kalau pakei nelon, yakin pasti putus. Begitu menurut pakar penangkap ikan gadis toraja, Eh salah, gabus toraja.
Selamat berhari libur sahabat. Semoga hari Anda menyenangkan.
Salam. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar