Tidak dapat disangkal dewasa ini terdapat gereja-gereja yang dalam kebaktian harus selalu ada pernyataan-pernyataan Roh seperti nubuat, penglihatan dan lain sebagainya. Mereka merasa bahwa hal itu memberi kualitas tinggi pertemuan bersama tersebut. Hal inilah yang memicu tampilnya nabi-nabi palsu yang mengaku mendapat penglihatan untuk bernubuat dalam gereja. Tidak sedikit hamba-hamba Tuhan yang merasa bangga kalau bisa bernubuat dan mengaku telah memperoleh penglihatan-penglihatan, terlebih lagi bisa mendemonstrasi mukjizat dan kuasa Allah. Mereka merasa bahwa mereka adalah pribadi yang istimewa, lebih dari pendeta lain.
Di setiap kebaktian harus selalu terjadi mukjizat kesembuhan dan demonstrasi kuasa Allah yang lain. Tidak heran jika dalam kebaktian selalu ada orang yang “rebah” dalam roh. Sampai akhirnya banyak jemaat yang keranjingan karunia-karunia Roh, seperti bernubuat dan rebah dalam roh dan lain sebagainya. Seakan-akan hal itu memberi nilai liturgi dalam gereja. Sering terjadi praktik seorang pendeta atau rohaniwan mendoakan dengan mendorong tubuh orang lain supaya rebah dan hal itu diakui sebagai pekerjaan Roh Allah. Juga tidak sedikit jemaat yang pura-pura jatuh.
Dalam kebaktian juga sering terjadi di mana seorang pendeta mengaku menerima pernyataan dari Tuhan “melihat“ sesuatu (penglihatan). Ada juga yang mengaku menerima semacam marifat bahwa ada orang sakit dalam kebaktian atau sedang mengalami problem tertentu. Padahal itu bukan datang dari Roh Allah tetapi hanya sebuah kira-kira yang sangat besar kemungkinan bisa ada. Tentu dari seratus orang ada yang sakit perut atau sedang putus asa dan lain sebagainya. Penipuan seperti ini menimpangkan pikiran jemaat dari hal yang utama yang harus dipikirkan oleh jemaat, yaitu kebenaran Firman yang mengubah karakter.
Di setiap kebaktian ada janji bahwa kebaktian hari itu akan memberi mukjizat dan berkat secara istimewa. Mukjizat dijanjikan pasti terjadi. Mereka menjanjikan bahwa jemaat pulang dengan keadaan yang tidak sama seperti ketika mereka datang, dengan asumsi mereka akan mengalami mukjizat. Biasanya gereja yang mengajarkan hal ini tidak memahami bahwa kebaktian adalah sekadar “meeting together”, bukanlah ibadah kepada Tuhan dalam arti yang lengkap. Ibadah yang sesungguhnya adalah mempersembahkan hidup sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Alla (Rm. 12:2). Untuk ini seseorang harus memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Biasanya di suasana seperti itu dikesankan bahwa seorang hamba Tuhan bisa dengan mudah memberi karunia Roh kepada jemaat. Memang ada hamba Tuhan yang diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memberikan karunia melalui penumpangan tangan (2Tim. 1:6), tetapi hendaknya seorang hamba Tuhan tidak menjadikan hal ini sebagai sesuatu yang mutlak harus dilakukan, seakan-akan semua orang yang mengaku hamba Tuhan bisa mengatur Tuhan.
Dalam hal ini terdapat komunitas Kristen yang kalau kebaktian “selalu” ada penumpangan tangan, supaya jemaat dipenuhi Roh Kudus dan berbagai alasan lainnya. Hal ini berlangsung seperti batere yang diisi. Setiap Minggu selalu ada acara pengurapan di mana aktivis dan jemaat Tuhan mendapat penumpangan tangan agar memperoleh kuasa Tuhan dan berbagai karunia serta kekuatan rohani. Hal ini menciptakan sikap ketergantungan jemaat kepada pendeta atau hamba Tuhan yang dianggap memiliki karunia memberi berkat melalui penumpangan tangan.
Dari hal ini muncullah “spesialis-spesialis” dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Ada hamba Tuhan yang diakui bahwa spesialisnya adalah memberi karunia bernubuat, yang lain karunia memberi kesembuhan, karunia membuat orang lain dipenuhi Roh Kudus yang biasa dikenal sebagai impartasi roh dan lain sebagainya. Memang bukan tidak mungkin adanya impartasi, tetapi hendaknya kita tidak berpikir bahwa karunia-karunia Roh seakan-akan dapat ditularkan dengan mudah oleh seseorang. Seperti misalnya karunia kesembuhan. Dalam pernyataannya, ia mengesankan bahwa hanya dirinya sebagai distributor tunggal mukjizat kesembuhan.
Pdt. Erastus Sabdono
Rabu, 28 Juni 2017
Selasa, 27 Juni 2017
Corpus delicti
Tuhan Yesus ditetapkan oleh Allah sebagai prototype atau model yang ideal dan pantas untuk ditiru. Suka atau tidak suka itulah standart ketetapan Allah.
Dalam hal ini "gereja" memiliki tanggung jawab besar guna menjaga dan mentularkan model konsep yang ideal tersebut, baik bagi jemaat dan masyarakat dunia (bnd. Mat. 28:19-20).
Karena hal ini, murid-murid Tuhan Yesus dan jemaat mula-mula yang mana telah menyaksikan langsung akan kehidupan Tuhan Yesus. Mereka meniru, menghayati, mendalami, mengkritisi, mengkaji dan menelaahnya. Memang meski Dia dalam posisi subyektif tapi seolah-olah dibiarkan supaya manusia dapat mempelajarinya secara obyektif dengan menggunakan kacamata pisau analisis untuk membedahnya.
Sebagai konsekuensinya para murid2 dan jemaat mula2 mengalami 2 x krisis kepercayaan. 1) mereka harus bertarung dengan dasar keyakinan awal yaitu warisan ajaran Taurat dan penyembahan hanya pada monoteisme Yahweh; 2) Oleh karena dituduh berpindah keyakinan mereka harus mengalami tekanan psikis dan fisik, baik dr pihak orang Yahudi dan Prajurit Roma.
Demi mempertahankan model konsep yang ideal tersebut, tidak sedikit diantara mereka disiksa, digergaji, dibakar, dikuliti, digantung dan dipasung. Sebagian lagi terpaksa harus lari ke hutan, namun jika tertangkap maka dijeboloskan dalam penjara sampai membusuk.
Dialami hal yang sama juga oleh para penterjemah kitab khususnya diabad2 15 dan 16. Mereka berjuang begitu gigihya dan tanpa kenal lelah. Siang dan malam dgn berbekal lampu botol mereka menterjemahkan kitab suci dalam ratusan bahasa. Bahkan karena dibakar terpaksa harus ditulis dari awal kitab kejadian sampai wahyu.
Semua peristiwa tersebut tercatat lengkap dalam buku sejarah dan kitab suci yang tentuya sangat otentik bila ada oknum2 yg hendak mempersoalnnya dalam rana apologet.
Namun ironisnya saat ini, model konsep yang ideal dan orisinil tersebut sangat langka dijumpai. Baik dalam sikap, pola pikir, perilaku atau karakter. Mengapa? Diduga Konsep yang ideal itu ternyata di dekonstruksi kembali. Substansinya mengalami reduksi besar-besaran. Mmg bahaya posmo dan pengaruh global membuat banyak yang tergelincir. Warisan ajaran ortodoks diabaikan. Ini pekerjaan berat karena varian2 Injil cukup banyak.
Lalu bagaimana mungkin kok ada org dapat berkata bahwa firman itu sederhana dan ikut Tuhan itu mudah? Mungkin perlu kuliah sejarah dulu. Perlu nekat untuk rendah hati supaya terus belajar.
Kita sulit untuk mampu menampilkan standart model konsep yang ideal itu sebagaimana dikehendakiNya, bukan karena faktor tekanan psikis dan fisik, tapi gara2 tergerus habis ol kenyamanan hidup dan gaya hidup hedonisme.
Kalo gereja2 dan sekolah2 alkitab sudah sulit menyajikan model konsep yang ideal itu, lalu harus ke mana lagi kami harus berguru? Tapi dalam hal ini kita tidak boleh pesismis sebab peranan Roh Kudus senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman. Untuk mendidik dan mengajar dengan setia ke arah model konsep yang ideal yaitu menjadi seperti Kristus. Itulah prototype sejati. "Corpus Delicti"
Pdt. Doni Candra
Dalam hal ini "gereja" memiliki tanggung jawab besar guna menjaga dan mentularkan model konsep yang ideal tersebut, baik bagi jemaat dan masyarakat dunia (bnd. Mat. 28:19-20).
Karena hal ini, murid-murid Tuhan Yesus dan jemaat mula-mula yang mana telah menyaksikan langsung akan kehidupan Tuhan Yesus. Mereka meniru, menghayati, mendalami, mengkritisi, mengkaji dan menelaahnya. Memang meski Dia dalam posisi subyektif tapi seolah-olah dibiarkan supaya manusia dapat mempelajarinya secara obyektif dengan menggunakan kacamata pisau analisis untuk membedahnya.
Sebagai konsekuensinya para murid2 dan jemaat mula2 mengalami 2 x krisis kepercayaan. 1) mereka harus bertarung dengan dasar keyakinan awal yaitu warisan ajaran Taurat dan penyembahan hanya pada monoteisme Yahweh; 2) Oleh karena dituduh berpindah keyakinan mereka harus mengalami tekanan psikis dan fisik, baik dr pihak orang Yahudi dan Prajurit Roma.
Demi mempertahankan model konsep yang ideal tersebut, tidak sedikit diantara mereka disiksa, digergaji, dibakar, dikuliti, digantung dan dipasung. Sebagian lagi terpaksa harus lari ke hutan, namun jika tertangkap maka dijeboloskan dalam penjara sampai membusuk.
Dialami hal yang sama juga oleh para penterjemah kitab khususnya diabad2 15 dan 16. Mereka berjuang begitu gigihya dan tanpa kenal lelah. Siang dan malam dgn berbekal lampu botol mereka menterjemahkan kitab suci dalam ratusan bahasa. Bahkan karena dibakar terpaksa harus ditulis dari awal kitab kejadian sampai wahyu.
Semua peristiwa tersebut tercatat lengkap dalam buku sejarah dan kitab suci yang tentuya sangat otentik bila ada oknum2 yg hendak mempersoalnnya dalam rana apologet.
Namun ironisnya saat ini, model konsep yang ideal dan orisinil tersebut sangat langka dijumpai. Baik dalam sikap, pola pikir, perilaku atau karakter. Mengapa? Diduga Konsep yang ideal itu ternyata di dekonstruksi kembali. Substansinya mengalami reduksi besar-besaran. Mmg bahaya posmo dan pengaruh global membuat banyak yang tergelincir. Warisan ajaran ortodoks diabaikan. Ini pekerjaan berat karena varian2 Injil cukup banyak.
Lalu bagaimana mungkin kok ada org dapat berkata bahwa firman itu sederhana dan ikut Tuhan itu mudah? Mungkin perlu kuliah sejarah dulu. Perlu nekat untuk rendah hati supaya terus belajar.
Kita sulit untuk mampu menampilkan standart model konsep yang ideal itu sebagaimana dikehendakiNya, bukan karena faktor tekanan psikis dan fisik, tapi gara2 tergerus habis ol kenyamanan hidup dan gaya hidup hedonisme.
Kalo gereja2 dan sekolah2 alkitab sudah sulit menyajikan model konsep yang ideal itu, lalu harus ke mana lagi kami harus berguru? Tapi dalam hal ini kita tidak boleh pesismis sebab peranan Roh Kudus senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman. Untuk mendidik dan mengajar dengan setia ke arah model konsep yang ideal yaitu menjadi seperti Kristus. Itulah prototype sejati. "Corpus Delicti"
Pdt. Doni Candra
Jumat, 23 Juni 2017
silabus pendidikan lingkungan hidup kelas VII?2
![]() |
S I L
A B U S
Nama Sekolah :SMP Budi Mulia Tasiu
Kelas / Semester:VII / 2
TahunAjaran :20 11 / 2012
Mata
Pelajaran :
PendidikanLingkunganHidup (PLH)
Standar Kompetensi : 1. Memecahkan
masalah pencemaran lingkungan
KompetensiDasar |
MateriPokok
/ Pembelajaran
|
KegiatanPembelajaran |
Indikator |
Penilaian |
AlokasiWaktu
|
SumberBelajar
|
1.1
Menganalisis
pencemaran dan kerusakan lingkungan
( air, udara dan tanah)
|
Pencemaran Lingkungan
|
· Mendiskusikan penyebab pencemaran lingkungan
· Memecahkan masalah tentang pencemaran lingkungan
· Melakukan percobaan apakah lingkungan ini tercemar atau
tidak
|
1.1.1 Mampu mendekripsikan jenis-jenis pencemaran
1.1.2 Mampu mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab
pencemaran dan kerusakan lingkungan
1.1.3 Mampu menunjukan bentuk-bentuk pencemaran dan kerusakan
lingkungan sekitar
|
Tes Tertulis
Portofolio
Produk
|
2 x 40’
|
· Buku acuan pelajaran
· Video
· Film
· Gambar
· LKS
|
1.2Mengidentifikasi sumbeu pencemaran lingkungan
|
Pencemaran lingkungan
|
· Diskusi untuk merumuskan konsep kerusakan lingkungan
dan pencemaran
· Melihat gambar dan atau tayangan /aktifitas manusia
yang dapat menimbulkankerusakan lingkungan
· Merumuskan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
hubungannya dengan aktifitas manusia
|
1.2.1 Mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran tanah air,
udara yang disebabkan oleh manusia maupun oleh fenomena alam
1.2.2 Mampu menunjukan bventuk-bentuk pencemaran dan
kerusakan di lingkungan sekitar
1.2.3 Mampu menunjukan sumber-sumber pencemaran di lingkungan
sekitar
1.2.4 Mampu menerapkan budaya hidup bersih dan sehat di
sekolah dan lingkungan sekitar
|
TesTertulis
TesPerformance
Portofolio
Produk
|
2 x 40’
|
· Buku acuan pelajaran
· Video
· Film
· Gambar
· LKS
|
1.3 Menjelaskan dampak pencemaran lingkungan
|
Pencemaran lingkungan
|
·
Siswa secara
berkelompok berdiskusi tentang dampak-dampak pencemaran lingkungan (problem
solving)
|
1.3.1 Mampu mendeskripsikan dampak-dampak pencemaran
lingkungan (air, udara dan tanah)
1.3.2 Mampu menyebutkan dampak-dampak pencemaran terhadap kelangsungan
makhluk hidup
1.3.3 Siswa dapat memberikan contoh pencemaran lingkungan
yang terjadi disekitar wilayahnya
|
Tes Tertulis
Portofolio
|
2 x 40’
|
· Buku acuan pelajaran
· Video
· Film
· Gambar
· LKS
|
1.4 Mencari alternatif penanganan pencemaran lingkungan
|
Pencemaran lingkungan
|
Diskusi kelompok tentang alternatif solusi pencemaran
lingkungan
|
1.4.1 Menyebutkan alternatif penanganan pencemaran lingkungan
1.4.2 Mampu menerapkan budaya hidup bersih dan sehat di
lingkungan sekolah dan sekitar dan mampu mengaplikasikan penghijauan lingkungan
baik disekolah maupun di lingkukngan sekitar
|
Tes Tertulis
|
2 x 40’
|
· Buku acuan pelajaran
· Video
· Film
· Gambar
· LKS
|
Standar
Kompetensi : 2. Mencegah terjadinya pencemaran
lingkungannya
KompetensiDasar |
MateriPokok
/ Pembelajaran
|
KegiatanPembelajaran |
INDIKATOR |
PENILAIAN |
AlokasiWaktu
|
SumberBelajar
|
2.1 Berperan aktif dalam mengurangi pencemaran
lingkungan
|
Merawat tanaman atau lingkungan
|
· Kerja bakti membersihkan lingkungan
· Mengadakan simulasi tentang cara penanaman tanaman yang
benar
|
2.1.1
Mampu
menjelaskan dan malakukan cara-cara mengurangi pencemaran lingkungan
2.1.2
Mengadakan
gerakan Jum’at bersih (kebersihan umum)
2.1.3
Siswa dituntut
untuk tidak membuang sampah sembarangan
2.1.4
Mengadakan
reboisasi di sekitar lingkungan sekolah
|
Tes Kinerja
Proyek
Produk
|
2 x 40’
|
·
Lingkungan
·
Media massa
·
Buku ajar
|
2.2 Menyenangi lingkungan yang tidak tercemar
|
Lingkungan yang tercemar
|
· Siswa mengidentifikasi lingkungan bersih dan sehat
· Guru memperlihatkan gambar lingkungan yang tercermar
|
2.2.1 Mendiskusikan cara-cara penanggulangan pencemaran
lingkungan
2.2.2 Siswa menciptakan lingkungan kelas yang bersih dan asri
|
Kinerja
|
2 x 40’
|
·
Lingkungan
·
Media massa
·
Buku ajar
|
Standar
Kompetensi : 3. Melakukan penanggulangan pencemaran
lingkungan
KompetensiDasar |
MateriPokok
/ Pembelajaran
|
KegiatanPembelajaran |
Indikator |
Penilaian |
AlokasiWaktu
|
SumberBelajar
|
||
3.1 Pemanfaatan limbah (sedotan, botol/gelas, kertas
dan lain-lain) sekitar lingkungan menjadi barang yang bermanfaat
|
Pemanfaatan limbah
|
· Mendiskusikan jenis-jenis limbah yang masih bermanfaat
· Menugaskan siswa untuk mencari dan mengumpulkan limbah
yang masih bermanfaat di sekitar lingkungan rumah dan sekolah
· Membuat kerajinan tangan
· Menjelaskan bagaimana cara mendaur ulang
· Membuat kertas daur ulang dari kertas bekas atau koran
|
3.1.1
Mengidentifikasi
jenis limbah yang masih bermanfaat di lingkungan sekitar
3.1.2
Mengumpulkan
linbah yang masih bermanfaat
3.1.3
Membuat
kerajinan tangan dari limbah yg masih bermanfaat (bunga dari sedotan, lampion
gelas kemasan bekas)
3.1.4
Membuat kertas
daur ulang
|
Tes Tertulis
Kinerja
Proyek
Produk
Portofolio
|
4 x 40’
|
·
Buku ajar
·
Buku
keterampilan
·
Barang-barang
bekas
|
||
3.2 Penerapan pembuatan kompos dari limbah/
sampah organik
|
Membuat kompos
|
· Siswa mendiskusikan jenis-jenis limbah dan
mengidentifikasikan materi-materi penyusun kompos yang dihasilkan dari sampah
organik
|
3.2.1
Mengklasifikasikan
jenis-jenis limbah
3.2.2
Mengidentifikasikan
materi-materi penyusun kompos dari sampah organik
3.2.3
Teknik
pembuatan kompos
|
Produk
Portofolio
|
4 x 40’
|
·
Buku ajar
·
Buku
keterampilan
·
Barang-barang
bekas
|
||
3.3 Mengadakan program kali bersih
|
Kerusakan lingkungan
|
· Siswa mendiskusikan untuk membedakan kali/sungai yan
tercemar dan yang tidak
· Siswa dianjurkan untuk melaksanakan program kali bersih dengan melakukan
kerjabakti dilingkungan sungai sekitar sekolah
|
3.3.1
mengidentifikasi
kali/sungai yang tercemar dan yang tidak tecemar
3.3.2
Menganlisis
program kali bersih
3.3.3
Membedakan
kali/sungai yang tercemar dan yang tidak tecemar
3.3.4
Mampu
melaksanakan program kali bersih melalui program penghijauna kerja bakti di
lingkungan sekolah
|
Kinerja
Produk
Portofolio
|
2 x 40’
|
· Buku ajar
|
||
3.4 Mengadakan program langit biru
|
Polusi udara
|
· Siswa mendiskusikan sumber-sumber polusi yang dapat
mencemari udara/ lingkungan langit
· Siswa mendiskusikan akibat polusi udara lingkungan
langit
|
3.4.1
Mampu
mengidentifikasi sumber-sumber polusi udara
3.4.2
Mampu
mengidentifikasi ciri-ciri langit biru
3.4.3
Menyebutkan
sumber polusi udara
3.4.4
Menyebutkan
ciri-ciri langit biru
|
Tes tertulis
Kinerja
|
2 x 40’
|
· Buku ajar
|
||
Mengetahui,
Kepala SMP Budi Mulia Tasiu
( Drs. Yunus
Kamudek L )
NIP : 196407231992031004
|
Kialukku, 11 Juli
2011
Guru
MapelPendidikanLingkunganHidup (PLH)
( Victor Bo’to Langi )
|
|||||||
Langganan:
Postingan (Atom)
Menabur Akan Menuai (Matius 13)
30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP NO. 11) Satuan Pendidikan : SMPS BUDI MULIA TASIU Kelas/Semester ...
-
Ikan gabus di daerah Merauke Papua dinamakan ikan gastor, singkatan dari gabus toraja. Entah siapa yang menamakan saya tidak tahu. Tapi ...
-
S I L A B U S Sekolah : SMPS BUDI MULIA TASIU Mata Pelajaran : Pen...