Minggu, 20 Desember 2020

Karakter atau Ketrampilan? (Skill).

Karakter atau Ketrampilan? (Skill).
Saya liat ada WL dan Pengkhotbah kalo di mimbar keren abis, tentu saya tidak perlu sebutkan. WL yg saya tahu , mulai dari suaranya, pemilihan lagu yg Powerfull, tata kelola liturgi, kapan berdiri dan kapan duduk, penyembahan, kata2nya, apalagi pas transisi lagu,, pas banget. Pengaturan waktu juga sangat peka dgn floor. Ngk kelamaan penyembahan tp nda kecepatan juga.
Tapi hanya satu kurangnya, waktu dibelakang layar, masih terlihat tempramen alias sumbu pendek. Tp ada juga yang buah roh nya lengkap dalam hidup, tapi pas jadi WL, adoh fals tingkat dewa. Kalo penyembahan bisa lari dan asyik sendiri. Lalu ujung2nya Baper.
Gitu juga dgn Pengkhotbah, narasinya bagus, fokus, dalam, analisis hermenutik Oke, sederhana, aplikatif, komprehensif, akurat mendekati kebenaran, komunikatif, dan Kharismanya nampak banget. Pokoknya kalo dia lg bicara, seperti pikiran lagsung Tuhan yang bicara. Kena dan menusuk di hati. Tapi ini relatif ya, setiap org punya standar penilaian.
But..in daily life nya, masih agak maruk, aku nya masih keliatan, narsistik banget, cukup arogan, dan satu lagi Pelit...tapi untuk dirinya sendiri beli Kawasaki Ninja dua silinder pun ngk masalah...hahaa..
Namun ada pembicara di mimbar hidupnya sederhana, penuh Damai, seluruh buah roh pokoknya nampak dalam hidup sehari-hari. Jika dibanding dgn saya seperti langit dan bumi soal karakter. Sya bumi dan dia langit.
Tp pas kotbah, bahasa mutar2, baper, sedikit2 omong ada amin sudara, kutip ayat sana sini tanpa melihat teks dan konteks. Ujung2 moralitas, teknis, banyak doa dan baca alkitab.
Ada yang posisi di tengah, pintar omonk, motivator, promosi Tuhan hebat banget, hy kurang teologis aja. Soal hidupnya, sulit ditebak.
Saya nulis bukan sedang nilai org, plis liat judul di atas, sy pun masih proses, don't judge okey... Sebab saya tdk sebut oknum manapun. Kalo ada yang mirip, itu hy kebetulan saja. Hehehe
Jadi, mau cari yang berkharisma tp karakter sosial kurang. Ada juga yang karakter sosial nya Oke, tp skill/ketrampilan dan kharisma nya kurang. Tentu kalo mau pilih mana, balik pada masing2 idealisme kita. Tidak perlu dijawab. Ya kalo boleh sih, karakter mantap, skill Oke dan Berkharisma. Yesus tentu menjadi cermin idealnya.
Saya mengutip pernyataan paparan narasi Dr.
Junifrius Gultom II , pada seminar DekatSttbi bahwa zaman dulu, bapak2 old Pentakosta ato gen silent & baby boomer, penekanan pada gaya hidup sederhana, kesucian, tapi tafsirannya literasi alegoris. Beda dgn Gen XYX milenial micin alai, yang penuh kharisma tapi cenderung penuh skandal. Seperti Jemaat di Korintus lah.
Jadi, skill, karakter, kharisma, dan talenta dalam pelayanan gerejawi, perlu ditingkatkan. Jangan hy menekankan satu aspek dan cenderung masing2 menjual kesombongan. Semua harus berproses dan jangan bersembunyi dibalik kata2 yang penting karakter, penginjilan, dan menangkan jiwa2. Pintar omong, tp pelit sama aja. Namun jangan juga boros. Lalu meski cerdas tapi tdak belajar bersikap hormat kepada orang yang lebih tua, sama saja. Sperti kata Paulus "bagaikan gong yang berkumandang dan canang yang Gemerincing" (by.Doni Candra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menabur Akan Menuai (Matius 13)

30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...