Jumat, 18 Desember 2020

Sempurna Seperti Bapa...Renungan Mat 5:48

 Anak-anak Allah didorong untuk sempurna seperti seperti Bapa ( Mat. 5:48). Niat atau tidak niat?

Sebelum menjawabnya maka apa yang dimaksud "haruslah kamu sempurna, seperti Bapamu yang di surga"?

Sempurna apakah berarti Lengkap? Matang? Dewasa? Lebih unggul? Apa parameternya? Apakah mungkin? Menurut hemat saya pada prinsipnya sempurna berarti melampaui standar.

Dalam institusi perguruan tinggi, Akreditasi menjadi salah satu jaminan standar mutu pendidikan yang ditetapkan oleh BAN-PT. Selanjutnya berdasarkan permen dikti 44 taon 2015 ttg standar pendidikan, penelitian dan PkM dgn total berisi 24 standar.

Setiap lembaga pendidikan formal dituntut dalam penyelenggaraannya wajib memenuhi 24 standar tersebut, apapun keadannya. Tetapi dengan pemenuhan apakah sekolah itu dapat disebut sempurna dan bermutu? Belum boss. Sebab itu hanya tuntutan standar minimal. Yang diharapkan adalah melampuai 24 standar minimal. Dalam hal ini jaminan mutu internal harus lebih "galak" dari asesor eksternal, untuk mendorong prodi2 melampuai standar minimal.

Melampaui inilah yang dapat disebut dengan kategori sempurna.

Jika, meneropong lebih jauh ajaran Kristus. Tuntutan praktek perilaku sempurna dilatarbelakangi oleh konteks harapan Yesus, supaya anak-anak Allah mengasihi orang Samaria, Bangsa Roma dan semua orang yang berbeda dengan mereka. Berbeda dalam arti suku, ras, dan kepercayaan, termasuk juga mengasihi orang2 yang menganiya mereka.

Sya teringat tragedi holocaust, penyiksaan dan pembantaian 6 jt org Yahudi ( Ensiklopedia.us

hmm.org ). Jika mengingat hal itu, maka keluarganya perlu berbesar hati untuk bisa menerima keadaan tersebut dan move on. Sebab selama orang yang masih menyimpan dendam dan kepedihan maka hatinya sulit dapat melakukan praktek mengasihi. (Masalah ini hanya bisa dinetralisasi ketika hatinya diselemuti oleh Allah).

Namun bukankah selama ini kita sudah menjalankan hukum kasih, baik di rumah, di gereja, di tempat kerja dan masyarakat? Apakah itu masih kurang cukup? (Hhmm..ini sifat Kasih berdasarkan tuntutan dan bukan berdasarkan naluri jiwa berkat tuntunan Roh Kudus).

Bagi orang Yahudi sesama itu adalah suku Israel, menerima taurat, mematuhi tradisi dan sudah di sunat. Di luar ini bukan sesama. Untuk hal ini maka Yesus berkata, jika kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa upahmu? Bukankah bandit berdasi juga melakukan hal yang sama? Ini hanya standar minimal. Semua agama juga mengajarkan demikian.

Jadi, Yesus menginginkan supaya anak2 Allah mengasihi orang2 yang menganiyaya mereka dalam hal ini Samaria, Roma dan Hitlerisme. Inilah praktek kasih melampui standar. Inilah yang dimaksud dengan sempurna dan terus dinamis. Dari sinilah kita dapat mengukur keimanan seseorang itu sudah matang, rohani, dewasa, dan unggul. Inilah garis hidup sempurna anak2 Allah.

Tentu Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan yang semestinya atas mereka yang melakukan kejahatan ( Alkitab.sabda.org ). Tetapi jika kita diperlakukan tidak adil, jangan membenci, tetap menunjukkan reaksi pendirian pada prinsip ajaran Kristus dan KerajaanNya.

Hentikan kejahatannya dan bukan membenci seorang penjahat apalagi membiarkan hati kita panas dengan amarah balas dendam. Sudah pasti keinginan menjadi sempurna jauh dari harapan.

Mungkin ada yang beranggapan, ini sulit, lebay, terlalu berlebihan, dan konyol. Siapa yang bisa sempurna? Hy Yesus saja yang sempurna.

Apakah karena dia melirik pernyataan Yesus menurut kesaksian tulisan Lukas 23:24. Ahh sudahlahh....terserah lho deh, suka2mu.. Hehe

(Dr.DC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menabur Akan Menuai (Matius 13)

30,60,100 kali lipat BUKAN KEUNTUNGAN yang diperoleh dari apa yang dilakukan(ITU SESAT), MELAINKAN hidup yang menghasilkan kebenaranNya/firm...