GEREJA PERDANA HINGGA REFORMASI
2
Raj. 25:1-21; Kis. 11:19-30
Gereja Perdana
Sekitar
abad ke-8 sebelum Masehi diluar Palestina sudah ada kelompok-kelompok Yahudi
yang disebut “diaspora” (terpencar-pencar). Di lingkungan itu ada pula kelompok
bukan Yahudi yang masuk atau menganut agama Yahudi. Mereka disebut kaum
“proselit”.
Pada
paro kedua abad pertama, agama Kristen mulai tersebar ke Eropa Barat dan Asia
Tengah. Penggerak utamanya adalah Rasul Paulus dan teman-teman. Kis. 11:19-30,
mencatat bahwa gereja telah berkembang sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia.
Jemaat-jemaat baru ini ini kemudian menyebarkan Injil itu ke berbagai tempat
lainnya sampai akhirnya tersebar juga ke Mesir melalui jalur perdagangan.
Gereja dan Tantangannya
Dalam
perkembangannya, munculah ajaran-ajaran yang menentang kekristenan, yakni:
a.
Gnostik adalah istilah bagi suatu aliran
kepercayaan yang sezaman dengan kemunculan kekristenan. Secara umum ajarannya
menyatakan bahwa dunia ini jahat dan bukan ciptaan Allah, tetapi ciptaan
makhluk lain, mereka memiliki pengetahuan yang lebih tinggi tentang iman Kristen
yang mampu membawa orang kepada kebenaran yang sempurna. Untuk menghadapi kaum
gnostik, gereja menetapkan 3 asas, yakni:
1)
Kanon, yaitu patokan mengenai kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang diterima sebagai dasar iman gereja.
2)
Pengakuan iman, yaitu ajaran resmi gereja sebagai pegangan bagi setiap jemaat
dalam membangun imannya (pelajari khusus tentang pengakuan iman rasuli).
3)
Jabatan uskup, untuk menjaga ajaran gereja yang benar.
b.
Marcion yang mengajarkan bahwa Allah
Perjanjian Lama itu kejam dan lebih rendah derajatnya. Allah dalam Perjanjian
Baru adalah benar, mahabaik dan penuh kasih yang mengutus Yesus ke dunia ini.
Marcion menetapkan kanon sendiri, yakni 11 surat yang dianggap ditulis Paulus
dan Injil Lukas. Kitab-kitab lain, sebagaimana yang kita kenal sekarang,
dibuang.
c.
Montanisme yang mengajarkan bahwa Yesus akan
datang untuk ke 2 kalinya di Yerusalem baru yaitu, di Frigia (Asia Kecil).
Montanisme melarang pengikutnya menikah 2 kali dan mewajibkan mereka berpuasa
pada hari-hari tertentu, serta mendorong mereka untuk mati syahid jika gereja
menghadapi penghambatan.
Gereja Perdana juga menghadapi
hambatan yang dilakukan Negara karena orang Kristen menolak menyembah patung
kaisar. Itu antara lain terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Nero (tahun
54-68), Kaisar Decius (kira-kira tahun 250) dan Kaisar Diocletianus (kira-kira
tahun 300). Orang Kristen disiksa namun tidak gentar, bahkan ada yang rela
menjadi martir (mati syahid) demi imannya kepada Kristus. Para martir itu
antara lain Ignatius (uskup Antiokhia), Polikarpus (uskup Smirna), Yustinus
Martir dan Tertulianus. Pemerintah tidak berhasil memusnahkan gereja demi
Negara, sebaliknya pemerintah meminta dukungan gereja. Gereja diberi kebebasan
penuh. Itu tantangan dari luar. Gereja juga menghadapi tantangan dari dalam
berkaitan dengan ajaran-ajarannya, yakni upaya untuk menjelaskan siapa Yesus
serta mengenai kemanusiaan dan ke-Allah-an Yesus.
Gereja Abad Pertengahan
Setelah
Kekaisaran Romawi Barat runtuh di Eropa muncul kerajaan-kerajaan baru, misalnya
Kekaisaran Jerman, Inggris dan Prancis. Uniknya, selain sebagai kepala Negara,
para raja baru ini juga menganggap diri mereka sebagai kepala gereja. Akibatnya
dalam nbanyak hal para raja tersebut cukup jauh mencampuri urusan gereja;
misalnya raja dapat mengangkat dan memberhentikan uskup, bahkan paus. Akhirnya
muncul unsure politis dalam gereja. Hal ini terjadi kira-kira tahun 500-1000
Masehi. Sesudah tahun 1000 Masehi para paus mulai menentang campur tangan para
kaisar dan raja atas gereja. Pemilihan uskup bukan lagi wewenang mereka tapi
tugas para rohaniwan dan umat setempat.
Gerakan
Pembaharuan (Reformasi) di dalam Gereja
Gerakan
pembaharuan pun muncul, misalnya yang dipelopori Petrus Waldens, wyclif dan
Yohanes Huns, yang mengkritik gereja karena memupuk kekayaan dan kekuasaan
pejabat gereja.
Martin
Luther melakukan gerakan pembaruan yang radikal, karena ia melihat banyak
penyimpangan digereja. Ketika melihat ke kota Roma (th 1510) ia melihat kemerosotan
penghayatan nilai-nilai kristiani di kota itu, terutama di kalangan para kleus
(imam dan uskup). Puncak kekecewaan Luter terjadi ketika surat penghapus siksa
dijual demi uang (hasilnya untuk membangun Gereja Santo Petrus yang megah di
kota Roma). Untuk memperbaiki kondisi gereja yang memburuk itu, Luter menulis
95 dalil lalu ditempelkannya di pitnu gereja di Wittenberg, pada tanggal 31
Oktober 1517. Itulah hari lahir gerakan reformasi. Tokoh pembaruan lainnya
adalah Ulrich Zwingli dari Swis.
Tokoh
besar pembaruan di dalam gereja adalah Yohanes Calvin. Berbagai pandangan
teologisnya dituangkan dalam karyanya yang terkenal berjudul Institutio
(Pengajaran Tentang Agama Kristen). Calvin antara lain mengajarkan tentang
pembenaran hanya oleh iman, sama seperti Luter, dan menekankan tentang kesucian
orang Kristen sebagai wujud ungkapan syukur atas karya keselamatan Allah. Pada
abad ke 18 di Inggris (John Wesley – sebagai pelopor) dan Amerika muncul
gerakan Revivalisme (kebangunan kembali), yang mendorong setiap orang Kristen
memperbaiki penghayatan imannya.
Catatan:
Revivalisme ---- suatu gerakan yang berusaha membangkitkan
semangat baru di dalam diri setiap orang Kristen untuk memperbaiki penghayatan
imannya.
Pietisme
---- gerakan yang menekankan kesalehan pribadi.
PENGAKUAN
IMAN RASULI
Aku percaya kepada Allah Bapa yang
Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya
yang Tunggal Tuhan kita,
yang dikandung dari pada Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria,
yang menderita dibawah pemerintahan
Pontius Pilatus,
di salibkan, mati dan di kuburkan,
turun ke dalam kerajaan maut,
pada hari yang ketiga bangkit pula
dari antara orang mati,
naik ke surga, duduk disebelah kanan
Allah Bapa Yang Mahakuasa,
dan akan datang dari sana untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang kudus dan am; pengampunan dosa;
kebangkitan daging;
dan hidup yang kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar